Mari Tertawa
Life Coaching

Mari Tertawa


Seorang manusia diberikan kemampuan dasar oleh Allah sejak lahir, yaitu bermimpi, menangis dan tertawa. Bayi yang baru lahir hanya dapat melakukan 3 hal ini. Tetapi sejalan dengan waktu, maka kemampuan tawa makin berkurang bagi orang dewasa.

Mengapa seorang anak lebih mudah tertawa? Karena mereka memandang hidup apa adanya. Anak kecil tidak akan mempunyai agenda terselubung atau memikirkan bahwa orang lain mempunyai agenda tertentu terhadap mereka sehingga kehidupan seorang anak kecil seperti tidak ada beban. Sementara, orang dewasa terkadang dipenuhi dengan kecurigaan ataupun hal-hal yang tidak semestinya ada dalam pikiran, dipicu oleh kejadian masa lalu atau bacaaan/tontonan yang sudah dilihat oleh orang dewasa.

Kalau melihat perbandingan kehidupan anak kecil dan orang dewasa, maka sebenarnya "cara berpikir" adalah yang membuat hidup seseorang bisa berbahagia. Pada suatu sesi daring dengan judul "Mari Tertawa" peserta diajak untuk melihat memori tawa yang pernah ada dalam kehidupannya. Dari sesi itu terlihat bahwa kejadian yang dahulunya menimbulkan kesedihan bagi orang tersebut, pada saat ini saat memori itu dimunculkan maka itu menjadi sesuatu yang dapat menjadi tawa.

Kondisi ini memperlihatkan bahwa seseorang bisa melihat kejadian dari berbagai macam sisi tergantung cara berpikir. Pada saat seseorang sudah bisa menertawakan kejadian konyol yang terjadi pada dirinya maka artinya orang tersebut sudah bisa menerima dirinya apa adanya. Menerima diri sendiri apa adanya terkadang adalah hal sulit bagi beberapa orang. Terkadang merasa bahwa dirinya tidak berguna/tidak bahagia/tidak pintar/tidak (yang lain-lain) membuat seseorang merasa menjadi "korban" kehidupan.

Baca juga  Life Fulfillment

Bagaimana caranya menerima diri sendiri? Salah satunya adalah menertawakan diri sendiri. Cobalah mengingat memori lucu dalam kehidupan, lebih baik lagi kalau itu adalah memori tawa yang menertawakan "kebodohan" diri sendiri. Ingatlah kejadian masa kecil karena masa kecil berasosiasi dengan anak kecil.

Pada saat mengingat memori tawa tersebut (anak kecil tertawa biasanya menularkan tawa), rasakanlah apakah kejadian itu juga menimbulkan tawa bagi diri kita (minimal tersenyum). Apa yang dirasakan saat mengingat memori tawa tersebut. Rasakan kegembiraan yang ada saat mengingat memori tawa tersebut. Dengan menimbulkan memori tawa tersebut, biasanya kita akan tertawa atau tersenyum dan merasakan kegembiraan dalam diri.

Cara lain untuk menimbulkan tawa, adalah mengingat siapa yang sering menimbulkan tawa dalam kehidupan dan seringlah berinteraksi dengan orang tesebut. Kala berkumpul bersama kawan lama, seseorang biasanya juga akan sering tertawa mengenang masa lalu.

Tertawa mengurangi produksi hormon pemicu stress seperti kortisol, epinefrin dan dopamin. Dengan berkurangnya hormon stress maka berkurang juga kemungkinan penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh stres. Dan juga meningkatkan imun tubuh untuk melawan penyakit.

Persoalan pasti ada dalam setiap kehidupan manusia tetapi bagaimana cara mengatasi suatu persoalan adalah tergantung cara berpikir seorang manusia. Cara berpikir ini juga yang dapat membuat seseorang melihat suatu persoalan dengan tangisan, kemarahan atau tawa. Lebih baik melihat sesuatu dengan tawa karena tawa membuat tubuh sehat.

Saat seseorang mempunyai suatu persoalan dan memerlukan untuk sejenak berpaling dapat dilakukan dengan membaca cerita lucu, menonton film lucu, mengingat kejadian lucu dalam kehidupan maupun berkumpul bersama orang yang menimbulkan tawa adalah cara murah dan dapat dilakukan oleh semua orang untuk menjaga tawa dalam kehidupannya.

Hadirkanlah tawa dalam kehidupan seseorang karena tertawa itu sehat dan tertawalah sebelum tertawa itu dilarang

Maksimalkan potensi diri Anda dengan bantuan Self-Growth Coach kami.

{$detail->author->name}}
Sugiarti Rosbak, ACC

Career & Business Transition Coach Check the profile at https://www.visecoach.com/sugiarti-rosbak

Related Posts