Kenali Dua Jenis Konflik dalam Organisasi
Leadership Coaching

Kenali Dua Jenis Konflik dalam Organisasi

@DailyVisecoach
@DailyVisecoach

Adalah hal yang wajar ketika terjadi suatu konflik dalam setiap organisasi. Konflik adalah bagian normal, dan bahkan perlu, dari organisasi mana pun. Hal ini dapat muncul dari sumber yang berbeda, tetapi secara umum dapat dibagi menjadi dua yaitu konflik fungsional dan konflik disfungsional.

Konflik fungsional muncul dari perbedaan tujuan atau ide dalam organisasi dan dapat sehat untuk pertumbuhan. Sedangkan konflik disfungsional, di sisi lain, muncul dari masalah pribadi atau permusuhan antara orang-orang dan dapat merusak organisasi. Penting bagi manajer untuk dapat mengidentifikasi sumber konflik dan mengatasinya dengan tepat, untuk menjaga lingkungan kerja yang produktif dan positif.

Konflik dalam organisasi dapat berasal dari dua faktor berbeda yaitu perbedaan persepsi dan prioritas kerja. Konflik ini dapat muncul dari kebiasaan interpersonal, seperti cara orang berkomunikasi atau cara mereka menangani perselisihan. Perbedaan persepsi terjadi ketika orang memiliki interpretasi yang berbeda terhadap suatu situasi.

Kondisi ini muncul akibat dari pengalaman hidup yang berbeda, latar belakang budaya, atau hanya karena orang melihat sesuatu secara berbeda. Bila perbedaan ini tidak diatasi, mereka dapat menyebabkan konflik.

Baca juga Resep Menyatukan Perbedaan Melalui Lingkungan Kerja Nyaman

Prioritas kerja melibatkan berbagai tugas yang dianggap penting oleh orang-orang dan bagaimana mereka memprioritaskannya. Orang mungkin memiliki pendapat yang berbeda tentang apa tugas terpenting yang sedang dijalankan dan ini dapat menyebabkan konflik.

Seringkali, konflik yang berkaitan dengan prioritas kerja diselesaikan melalui diskusi dan negosiasi. Karena, tidak menutup kemungkinan dari konflik ini muncul ide-ide dan solusi baru yang bermanfaat bagi banyak pihak.

Manajer perlu menyadari dan memahami jenis konflik yang ada di dalam organisasi untuk kemudian bisa menanganinya secara efektif. Konflik yang berkaitan dengan tugas harus diselesaikan melalui komunikasi terbuka dan kesediaan untuk berkompromi.  Sedangkan, konflik yang bersifat hubungan pribadi harus diselesaikan melalui mediasi atau arbitrase oleh seseorang yang tidak memihak.

Ada beberapa metode penanganan konflik di tempat kerja. Yang paling umum adalah konfrontasi konstruktif, di mana orang mendiskusikan masalah secara terbuka dan mencoba menemukan resolusi. Pendekatan lain adalah pemecahan masalah, di mana orang bekerja sama untuk menemukan solusi dari masalah tersebut. Jika cara-cara tersebut tidak berhasil, maka mediasi mungkin diperlukan. Mediasi adalah ketika pihak ketiga yang tidak memihak membantu pihak-pihak yang terlibat mencapai resolusi.

Sejujurnya, konflik di tempat kerja tidak akan bisa dihindari. Ada dua sifat konflik yang dapat muncul dalam sebuah organisasi yaitu konflik yang bersifat konstruktif dan destruktif. Konflik konstruktif adalah ketidaksepakatan yang menghasilkan produk atau solusi yang lebih baik. Sedangkan, konflik destruktif adalah ketidaksepakatan yang menghasilkan produk atau solusi yang lebih buruk.

Seorang pemimpin yang baik bisa menciptakan lingkungan kerja yang sehat agar tercipta konflik yang konstruktif. Karyawan akan merasa aman untuk tidak setuju satu sama lain dan mau berbagi ide secara terbuka. Ingatlah untuk menyelesaikan konflik dengan baik dan tidak membiarkan suatu konflik menjadi destruktif lalu dibiarkan berlarut-larut. Kondisi ini akan mengancam hubungan baik antara setiap karyawan dan mengganggu terciptanya kerjasama yang efektif di dalam tim.

Manajemen konflik sangat penting untuk setiap organisasi, apakah itu bisnis kecil atau perusahaan multinasional. Dan, kunci keberhasilan dalam pengelolaan konflik adalah memahami sumber konflik dan mengambil langkah-langkah tepat untuk mengatasinya.

Maksimalkan potensi kepemimpinan Anda dengan bantuan Leadership Coach kami.

Related Posts