7 Tantangan Orangtua dalam Membesarkan Anak
Parenting Coaching

7 Tantangan Orangtua dalam Membesarkan Anak

@DailyVisecoach
@DailyVisecoach

Membesarkan anak itu penuh perjuangan dan tidak semudah yang dibayangkan sebelumnya. Banyak orangtua yang merasa tertekan karena khawatir akan pola asuh yang diterapkan dapat membentuk anak menjadi pribadi yang di luar harapan. Menjadi orangtua merupakan tugas yang sangat berat dan tidak ada orangtua yang sempurna.

Anak-anak terus belajar hal baru sepanjang mereka tumbuh berkembang. Dan, dalam perjalanannya mereka mungkin menemui situasi tertentu yang membutuhkan campur tangan orangtua untuk membantu mereka menemukan solusi. Situasi seperti ini merupakan tantangan yang membutuhkan perhatian penuh dari orangtua.

Berikut 7 tantangan yang dihadapi orangtua dalam membesarkan anak-anak dan cara mengatasinya

1. Anak kurang percaya diri

Seiring dengan perkembangan tubuhnya anak mulai memasuki sekolah dan banyak bertemu dengan

anak lain di lingkungan sekitarnya. Banyak anak yang bisa dengan mudah berteman dengan anak lain namun ada beberapa yang membutuhkan waktu untuk bisa berteman dan bermain bersama. Hal ini bisa jadi karena anak kurang percaya diri untuk berinteraksi dengan teman sebayanya.

Baca juga 8 Alasan Anak Tidak Mau Mendengar Perkataan Orangtua dan Cara Mengatasinya

Solusi untukmengatasi situasi seperti ini adalah dengan memperhatikan anak Anda. Jika ia dengan aktif menolak interaksi dengan anak lain Anda bisa membujuknya perlahan untuk mencoba berteman. Tapi jangan paksa anak untuk melakukannya karena mungkin anak Anda termasuk anak pemalu yang membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa berinteraksi dengan orang lain.

2. Ketagihan gawai

Semua aspek kehidupan sekarang rasanya selalu melibatkan gawai di antara kita tetapimungkin anak memandang gawai dengan cara berbeda. Anak bisa tertarik untuk bermain game di handphone selama berjam-jam tanpa teralihkan oleh situasi sekitar. Ketika Anda berusaha untuk menerapkan batas penggunaan gawai mungkin anak akan menolak, menjadi marah, tidak sabaran, atau menangis tak terkendali.

Solusi untuk mengatasinya adalah dengan mengenalkan anak pada aktifitas yang menawarkan kesenangan sama. Aktifitas outdoor dan permainan kartu menjadi alternatif bagus dimana orangtua juga bisa ikut berpartisipasi. Cobalah menawarkan permainan yang membutuhkan waktu lama agar anak tidak terlalu fokus pada gawainya.

3. Asupan makanan yang kurang sehat

Anak terkadang lebih suka mengkonsumsi makanan yang kurang bernutrisi bagi tubuhnya. Mereka seringkali menolak makanan sehat seperti sayuran atau buah-buahan dan lebih memilih makanan ringan, fast food seperti burger atau pizza, atau permen dan cokelat. Untuk hal seperti ini solusinya tidak bisa dengan paksaan.

Cobalah untuk membicarakan baik-baik tentang efek yang bisa ditimbulkan jika terlalu banyak mengkonsumsi makanan kurang sehat bagi tubuh. Tunjukkan contoh mengenai besitas dan gangguan Kesehatan yang mungkin muncul akibat makanan kurang bergizi. Libatkan anak dalam aktifitas memasak di dapur dan biarkan mereka melihat betapa bergizi dan menariknya makanan yang disiapkan.

4. Malas belajar

Setiap orangtua pasti pernah berurusan dengan anak yang menunda menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Kadang juga anak malas belajar saat menghadapi ujian atau ulangan, bahkan sering juga orangtua melihat anak tidak mau bersentuhan dengan pelajaran ketika sudah ada di rumah. Mereka hanya mengikuti pelajaran di sekolah tanpamau membuka kembali pelajarannya di rumah.  Kebanyakan orangtua kemudian memarahi anak karena tidak menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Solusi untuk permasalahan ini adalah dengan berbicara baik-baik, cari tahu apa yang disukai oleh anak di sekolahnya dan munculkan rasa keingintahuan anak pada subjek pelajaran yang ada. Jika anak lemah dalam satu bidang pelajaran cobalah untuk memberitahunya dengan contoh bahwa pelajaran yang didapatnya itu bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata.

5. Merengek dan mengeluh

Anak kerap merengek dan mengeluh pada orangtuanya adalah hal yang lumrah terjadi. Mereka bisa saja menangis dan merengek untuk mendapatkan sesuatu yang tidak dibutuhkan. Dan, insiden kecil di sekolah atau saat sedang bermain Bersama teman-temanya bisa memicu mereka untuk mengeluh dan merengek.

Solusi untuk permasalahan ini adalah mencari tahu alasan jelas di balik rengekan dan keluhan mereka dan apakah orangtua menaruh perhatian pada hal tersebut atau tidak. Cara terbaik adalah dengan langsung membicarakannya saat anak sedang merengek atau mengeluh untuk mendapat solusi yang cepat. Anda bisa secara perlahan mengedukasi anak untuk membicarakan isu yang dihadapinya daripada merengek. Tunjukkan pada anak bahwa dia juga bisa menyelesaikan masalah tertentu dengan caranya sendiri.

6. Cepat marah dan agresif

Isu ini cukup menantang bagi orangtua. Jika orangtua lepas perhatian dari hal seperti ini maka anak berisiko menjadi pribadi yang pemarah yang suka berteriak dan merusak  barang secara berkelanjutan dan menyebabkan stress pada orangtua. Kondisi seperti ini bisa menjadi kondisi yang mengkhawatirkan dan menggangu orang di sekitarnya bila orangtua tidak bisa mengatasinya dengan cepat.

Rasanya akan selalu ada alasan untuk perilaku marah seorang anak. Cobalah untuk bicara padanya apakah ada situasi di luar atau di rumah yang membuatnya stress dan bereaksi dengan perilaku seperti itu. Jika situasi ini tidak diatasi dengan cepat maka anak bisa berubah menjadi anak pemarah yang sulit dikendalikan. Mungkin jika sudah pada tahap mengkhawatirkan Anda harus menemui seorang ahli untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

7. Berbohong

Hampir semua anak pernah berbohong pada orangtua. Anda mungkin menyadari ketika anak sedang berbohong tapi jangan sebut cerita anak itu bohong karena bisa memicu dirinyauntuk terus berbohong dan menjadikannya sebagai suatu kebiasaan. Jika tidak diperhatikan, perilaku bohong ini juga bisa jadi karena anak sedang menyembunyikan sesuatu.

Cara untuk mengatasi kondisi seperti ini adalah dengan tidak memarahinya atau melakukan kekerasan fisik pada anak ketika diketahui dia berbohong. Biarkan anak tahu kalau Anda bisa melihatnya berbohong dan katakan pada anak bahwa perilaku seperti itu tidak baik. Katakan padanya untuk tidak takut berkata jujur pada orangtua meskipun dia mungkin sudah berbuat kesalahan. Katakan bahwa selalu ada solusi yang baik untuk setiap permasalahan.

Bangun keharmonisan hubungan orang tua dan anak dengan bantuan Parenting Coach kami. 

Related Posts